Belum banyak yang tahu bahwa di Desa Wonoharjo, Kecamatan Rowokele, Kabupaten Kebumen menyimpan potensi wisata religi khususnya bagi umat Buddha. Lokasi desa yang berada di pegunungan, membuat udara di desa Wonoharjo terasa sejuk. Pemandangan alam yang asri membuat Desa Wonoharjo memberikan kesejukan bagi setiap orang yang berkunjung. Hutan Pinus yang di puncak desa menjadikan desa Wonoharjo terlihat sangat hijau bila dipandang dari jauh, sangat sesuai dengan nama desanya yaitu Wonoharjo.
Puncak Dewa adalah salah satu Icon Desa Wisata di Wonoharjo yang sedang dipersiapkan menjadi salah satu destinasi wisata religi, hal ini akan berimbas besar pada kehidupan masyarakat di Desa Wonoharjo, khususnya kehidupan keagamaan Buddha.
Di desa Wonoharjo terdapat tiga vihara yang sudah lama berdiri yaitu terletak di dukuh Sawangan, Temetes, dan Beji. Umat Buddha merupakan warga asli Wonoharjo yang sudah tiga generasi memeluk agama Buddha.
Vihara Vanna Sukha Bhumi merupakan salah satu diantara vihara yang berada di desa Wonoharjo. Berkat adanya internet, keberadaan vihara ini diketahui oleh umat Buddha baik di Indonesia maupun di mancanegara. Salah satu buktinya adalah hadirnya para Bhikkhu Sangha ke Vihara Vanna Sukha Bhumi meski hanya sekedar kunjungan semata atau kehadiran tempat meditasi yang berpusat di Negara Myanmar di dekat vihara.
Melihat kondisi desa yang ada saat ini, sebenarnya di lingkungan Vihara Vanna Sukha Bhumi menyimpan potensi wisata religi bagi umat Buddha pada khususnya. Vihara ini sangat cocok untuk kegiatan meditasi, karena tempatnya yang tenang, udaranya sejuk, serta umat Buddha yang sangat ramah menerima setiap tamu yang datang.
Kegiatan Live In yang sekarang mulai menjadi trend liburan generasi muda Buddhis dari kota-kota besar seperti Jakarta sebenarnya bisa dilaksanakan di lingkungan Vihara Vanna Sukha Bhumi. Karena, bagi umat Buddha di Kota pada umumnya ingin merasaka kehidupan yang sederhana dan alami, serta dekat dengan alam. Hal ini bisa ditemui di lingkungan sekitar Vihara Vanna Sukha Bhumi.
Agar kegiatan wisata religi ataupun live in ini bisa dilaksanakan dengan baik, perlu adanya kesiapan dari umat Buddha di Desa Wonoharjo. Oleh karena itu, sangat penting diadakan kegiatan pengarahan dari tokoh umat Buddha atau orang yang telah memiliki pengalaman dalam mengelola lingkungan menjadi tempat wisata religi dengan memanfaat suasana pedesaan.
Semoga kegiatan ini segera bisa direalisasi.
.JPG)